EVALUASI

Muhammad Andi in'am

12001205

2F (PAI)

Magang 1


Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.


Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. 


Evaluasi artinya penentuan kesesuaian antara penampilan (unjuk kerja) dan tujuan. Evaluasi adalah Pertimbangan profesional atau suatu proses yang memungkinkan seseorang membuat pertimbangan tentang daya tarik atau nilai sesuatu.


B. Tujuan Evaluasi Pendidikan


Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan intruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut termaksud merupakan fungsi evaluasi dan daapat berupa :


1. Penempatan pada tempat yang tepat,


2. Pemberian umpan balik,


3. Diagnosis kesulitan belajar siswa, atau


4. Penentuam kelulusan.


Untuk masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini diadakan tes, yang diberi nama :


1. Tes penempatan,


2. Tes formatif,


3. Tes diagnostik, dan


4. Tes sumatif.


C. Fungsi Evaluasi Pendidikan


Fungsi evaluasi ada beberapa hal :


1. Evaluasi berfungsi selektif, dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya. Seleksi itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain :


a. Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu.


b. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.


c. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.


d. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya.


2. Evaluasi berfungsi diagnostik, apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu diketahui pula sebab-musabab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan evaluasi, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kelebihan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah decari cara untuk mengatasi.


3. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan, pendekatang yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu evaluasi. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.

4. Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem kurikulum.


Evaluasi dalam proses pengembangan sistem pendidikan dimaksudkan untuk :


1. Perbaikan sistem,


2. Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat,


3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.


Bab 2 PRINSIP-PRINSIP DAN TEKNIK EVALUASI




A. Prinsip-Prinsip Evaluasi


Prinsip-prinsip evaluasi adalah sebagai berikut :


1. Keterpaduan, tujuan intruksional, materi dan metode pengajaran, serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan.


2. Keterlibatan siswa, prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif) yang menuntuk keterlibatan siswa secara aktif, siswa mutlak.


3. Koherensi, evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.


4. Pedagodis, evaluasi juga perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi pedagogis. Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya. Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebagai ganjaran (reward) yakni sebagai penghargaan bagi yang berhasil tetapi merupakan hukuman bagi yang tidak/kurang berhasil.


5. Akuntabilitas, sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban (accountability). Pihak-pihak ini perlu mengetahui keadaan kemajuan belajar siswa agar dapat dipertimbangkan pemanfaatannya.


B. Teknik Evaluasi


Secara garis besar, teknik evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua maca, yaitu :


1. Teknik non tes, ada beberapa teknik non-tes yaitu :


a. Skala bertingkat (rating scale), menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.


b. Kuesuioner (questionaire), sering dikenal sebagi angket. Pada dasarnya adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).


c. Daftar cocok (check-list), deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang sudah disediakan.


d. Wawancara (interview), adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanpa tanya jawab sepihak.


e. Pengamatan (observation), suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis


f. Riwayat hidup, adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan dan sikap dari objek yang dimulai.

2. Teknik tes, tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Ditinjau dari segi kegunaaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas adanya 3 macam tes, yaitu :


a. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.


b. Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu.


c. Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir semester.


Bab 3 KLASIFIKASI TUJUAN INSTRUKSIONAL


A. Jenis-Jenis Tujuan Pendidikan


1. Tujuan institusional adalah tujuan dari masing-masing institusi atau lembaga. Misalnya :


a. Tujuan Sekolah Dasar.


b. Tujuan Sekolah Menengah Pertama.


c. Tujuan Sekolah Pendidikan Guru.


2. Tujuan kurikuler adalah tujuan dari maasing-masing bidang studi. Misalnya :


a. Tujuan pelajaran pendidikan agama.


b. Tujuan pelajaran matematika.


c. Tujuan pelajaran ilmu pengetahuan sosial.



Tiap-tiap tujuan, baik institusional maupun tujuan kurikuler selalu merupaan sumbangan bagi tercapainya tujuan umum, yakni tujuan pendidikan nasional.


B. Tujuan Instruksional


Ada dua macam tujuan instruksional yaitu :


1. Tujuan instruksional umum (TIU).


2. Tujuan instruksional khusus (TIK).


Perbedaan atas dua macam tujuan ini didasarkan atas luasnya tujuan yang akan dicapai. Setiap guru dituntut untuk menyadari tujuan dari kegiatannya mengajar dengan titik tolak kebutuhan siswa. Oleh karena itu dalam merancang sistem belajar yang akan dilakukannya, langkah pertama yang ia lakukan adalah membuat tujuan instruksional. Dengan tujuan instruksional :

1. Guru mempunyai arah untuk :


a. Memilih bahan pelajaran


b. Memilih prosedur (metode) mengajar.


2. Siswa mengetahui arah belajarnya.


3. Setiap guru mengetahui batas-batas tugas dan wewenangnya mengajarkan suatu bahan sehingga diperkecil kemungkinan timbulnya celah (gap) saling menutup (overlap) antara guru.


4. Guru mempunyai patokan dalam mengadakan penilaian kemajuan belajar siswa.


5. Guru sebagai pelaksana dan petugas-petugas pemegang kebijaksanaan (decision maker) mempunyai kritera untuk mengevaluasi kualitas maupun efisiensi pengajaran.


C. Merumuskan Tujuan Instruksional


Langkah-langkah dalam merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK) :


1. Membuat sejumlah TIU (Tujuan Instruksional Umum) untuk setiap mata pelajaran/bidang studi yang akan diajarkan.


2. Dari masing-masing TIU dijabarkan menjadi sejumlah TIK yang rumusannya jelas, khusus, dapat diamati, terukur, dan menunjukan perubahan tingkah laku. Contoh-contoh rumusan untuk TIU :


a. Memahami teori evaluasi.


b. Mengetahui perbedaan antara skor dan nilai.


c. Mengerti cara mencari validitas.


d. Menghayati perlunya penilaian yang tepat.


e. Menyadari pentingnya mengikuti kulian dengan teratur.


f. Menghargai kejujuran mahasiswa dalam mengerjakan tes.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kultur Sekolah